Al-Markaz Al-Islami
6cc4bcd639b6d0c68313712290faf0e61.jpg

Masjid Al-Markaz Al-Islami yang dikelola Yayasan Islamic Cenler ini merupakan masjid termegah dan terbesar di titik sentral kawasan timur Indonesia, kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Masjid yang monumental tersebut berdiri kokoh sebagai pusat peradaban dan pengkajian Islam serta mencerminkan kebanggaan dan identitas masyarakat Sulawesi Selatan yang agamis, beradab, dan bernapaskan Islam.

Masjid megah ini dirancang oleh arsitek yang telah menggawangi pembuatan berbagai masjid besar, Ir. Ahmad Nu’man. Arsitekturnya terinspirasi dari Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Meskipun begitu, bentuk masjid tidak melupakan unsur arsitektur khas Sulawesi Selatan. Hal ini terlihat dari atap berbentuk kuncup segi empat yang mengambil ilham dari Masjid Katangka, Gowa masjid tertua di Sulawesi Selatan dan rumah Bugis-Makassar pada umumnya.

Secara keseluruhan, pondasi bangunan sangat kuat dengan 450 tiang pancang berkedalaman 21 meter. Untuk bagian atap digunakan bahan tembaga atau tegola buatan Italia. Dinding lantai satu menggunakan keramik, sedangkan lantai dua dan tiga menggunakan batu granit.

Dinding mihrab yang merupakan sentralisasi visual berbahan granit hitam berhiaskan ragam kaligrafi segi empat dari tembaga kekuning-kuningan. Kaligrafi ini terdiri dari beberapa ayat dan surat Al-Quran, di antaranya: “Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad Rasul Allah”. Sementara itu, di atas mihrab tertulis surat Al-Baqarah: 144, “Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.”

Masjid juga memiliki menara setinggi 84 meter, dengan ukuran 3 x 3 meter. Tinggi menara ini hanya kurang 1 meter dari menara Masjid Nabawi. Pada ketinggian 17 meter menara tersebut terdapat bak penampungan air bervolume 30 m3.

Keunikan lain masjid ini terletak pada namanya. Sejak akhir Desember 2005, melalui rapat pengurus Yayasan Islamic Center di Jakarta, disepakatilah nama Al-Markaz Al-lslami Jenderal M. Jusuf. Nama ini merupakan penghargaan terhadap mantan Ketua BPK (alm) Jenderal M. Jusuf, pencetus gagasan pembangunan kompleks masjid dan pendidikan Islam tersebut.

Namun, kala itu M. Jusuf meminta kepada pengurus agar tidak menggunakan namanya untuk masjid kecuali jika “waktunya sudah tepat”. Maka para pengurus menafsirkan bahwa M. Jusuf tidak menolak namun meminta penyematan nama tersebut dilakukan setelah beliau tiada.

Akhirnya disepakati, untuk sementara, nama yang digunakan untuk masjid yang berdiri di bekas kampus Universitas Hasanuddin itu adalah Masjid Al-Markaz Al-Islami (Masjid Pusat Islam atau Masjid Islamic Center). Masjid ini pun resmi digunakan sebagai Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam di Makassar.

Hingga kini nama Al-Markaz Al- Islami itu tetap dipertahankan dan akan dilengkapi dengan nama pemrakarsa dan pendirinya, yakni Jenderal M. Jusuf. Dengan demikian, masjid ini secara lengkap akan bernama Masjid Al- Markaz Al-Islami Jenderal M. Jusuf.