Allah menciptakan segala sesuatu itu pasti ada tujuannya. Allah menciptakan makhluk hidup, langit, bumi, dan segala sesuatu yang ada di dunia ini, dengan tujuan yang baik. Salah satu tujuan Allah menciptakan semua ini adalah sebagai tanda-tanda kebesaranNya. Allah berfirman : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (Qs. Ali Imran : 190). Maka Hati-hati Dunia Hanyalah Permainan dan Senda Gurau
Begitu juga penciptaan manusia, terdapat tujuan dalam penciptaan manusia. Allah berfirman : “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku semata.” (Qs. Adz-Dzariyat : 56). Namun, kebanyakan manusia lupa akan tujuan terciptanya manusia. Mereka malah mengumpulkan harta kekayaan dan hanya mengejar kehidupan dunia ini tanpa mengindahkan akhirat, padahal dunia hanyalah permainan dan senda gurau semata.
Allah berfirman : “Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.” (Qs. Al-Hadid : 20)
Dunia Hanyalah Permainan dan Senda Gurau
Sahabat, mari renungi kutipan ayat Al-Qur’an diatas, untuk bahan muhasabah diri kita. Allah sebutkan dunia yang selalu kita banggakan dan penuh dengan kenikmatan ini, sejatinya disisi Allah ternyata tidak lebih hanya sekedar permainan dan senda gurau. Seyogianya kehidupan dunia adalah sarana menyiapkan bekal amal shalih sebanyak-banyaknya, untuk menjalani kehidupan panjang negeri akhirat.
Kekhawatiran Rasulullah
Dunia yang penuh dengan tipu daya ini, perlu kita waspadai. Bahkan Rasulullah khawatir terhadap umatnya yang terpedaya oleh gemerlapnya dunia. Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan pada diri kalian setelah peninggalanku ialah dibukakannya bunga dunia dan pernak-perniknya untuk kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keresahan Rasulullah ini terbukti pada zaman ini, dimana sedikit sekali orang yang mendahulukan akhiratnya dari pada kehidupan dunia. Mereka tahu bahwa suatu saat mereka akan mati. Namun, yang dikumpulkan dan diperjuangkannya adalah dunia yang sebenarnya hanya permainan dan senda gurau saja.
Hindarilah ketamakan akan dunia
Manusia itu mencintai harta dunia secara berlebihan, hingga timbul sifat tamak dalam dirinya. Allah berfirman : “Dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan.” (QS. Al-‘Adiyat : 8). Sifat tamak itu dapat merusak aqidah seseorang. Rasulullah bersabda : “Dua serigala yang lapar yang dilepas di tengah kumpulan kambing, tidak lebih merusak dibandingkan dengan sifat tamak manusia terhadap harta dan kedudukan yang sangat merusak agamanya.” (HR. Tirmidzi).
Jangan sampai kita menjadi manusia yang tidak pernah merasa cukup terhadap apa yang telah kita miliki. Karena orang-orang yang tidak pernah merasa cukup dan tamak akan kehidupan dunia adalah orang yang telah tertipu oleh keindahan dunia. Padahal jika mereka bersyukur terhadap nikmat Allah dan tidak tamak terhadap dunia, mereka akan mendapatkan hal yang jauh lebih baik daripada dunia yang mereka kejar.
Sikap yang baik terhadap dunia
Sikap kita terhadap dunia ini harusnya seperti orang asing. Rasulullah berabda : “Jadilah di dunia ini engkau seumpama orang asing atau seorang pengembara.” (HR Al-Bukhari). Hadis ini menunjukkan pada kita, bahwa dunia itu bukanlah tujuan akhir kita. Tujuan kita yang sebenarnya adalah negeri akhirat yang kekal. Lalu kita pasti akan meninggalkan dunia ini seperti orang asing yang hanya sekedar lewat. Dan kita pasti akan meninggalkan segala kekayaan kita dan juga keturunan kita.
Oleh karena itu, hendaknya kelebihan harta yang kita miliki, digunakan dalam program ibadah seperti infak, sedekah, wakaf dan zakat. Agar dapat menjadi manfaat di akhirat kelak. Dan juga anak keturunan yang Allah anugerahkan, bila kita ajarkan pendidikan Islam, tentu akan menjadi simpanan amal jariyah bagi kedua orang tuanya.
Sahabat, kesenangan dunia bersifat sementara, semoga kita bijak dalam menjalani kehidupan yang singkat ini.
Tulis Komentar